
Gebuk Dollar AS, Rupiah Menunjukan Taringnya Di Awal New Normal
Pada Jumat siang 5/6/2020 kemarin, Rupiah menunjukan taringnya terhadap Dollar AS, Mata Uang berlogo Burung Garuda ini menguat di 1,49 persen terhadap mata uang Negeri Paman Sam.
Hal ini lantaran pasar merespons positif kebijakan sejumlah negara yang akan melonggarkan kebijakan lockdown di tengah pandemi virus corona, termasuk Indonesia.
Selain itu, penambahan stimulus ekonomi yang dilakukan sejumlah negara untuk meredam dampak penyebaran virus corona juga menambah angin segar untuk aset berisiko. Beberapa negara tersebut, antara lain AS, Eropa, dan Jepang.
Dampak ini pun tak lepas dari beberapa hal yang terjadi di dalam negeri Indonesia dan kondisi ketidakstabilan ekonomi, politik dan wabah corono di dalam negeri Amerika.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Jawa Barat Asosiasi Pendeta Indonesia (API) Pdt Lukas Kacaribu, SH, MH, MPdk yang pernah mengenyam pendidikan Magister Manajemen dari Univeristas Taruma Negara Jakarta ini merespon positif perihal menguatnya Rupiah terhadap Dollar dengan lima pokok poin yang menyebabkan Rupiah menjadi perkasa.
“ Kita melihat bahwa di Amerika sekarang terjadi krisis yang bukan saja Pandemik Corona, tetapi juga krisis politik dengan kerusuhan kasus perbedaan Ras yang meluas kemana-mana di seluruh negara bagian Amerika, lalu para investornya melarikan uangnya untuk di investasikan ataupun di parkir ke negara lain.
Lalu yang kedua, di dalam negeri Indonesia terjadi persatuan dan kesatuan diantara Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif, Tim Ekonomi yang digawangi ibu Sri Mulyani bekerja keras untuk keluar dari krisis.
Yang ketiga Politik di Indonesia sangat stabil, kemudian yang ke-empat, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang di lakukan pemerintah Indonesia berhasil menekan angka kematian akibat Covid 19 dibawah angka dua ribu orang, ketimbang di Amerika yang lebih dari seratus ribu jiwa padahal kedua negara ini total keseluruhan penduduknya hampir sama.
Dan yang kelima, yaitu Pak Jokowi mengumumkan lebih awal mengenai “New Normal” yang memberikan angin segar bagi pelaku ekonomi mikro, kecil, menengah dan besar, untuk memulai mendayungkan perahu bisnisnya kembali berlayar kelautan luas.” Jelas Pendeta yang berprofesi juga sebagai Pengacara tinggal di Bandung dan menjadi Ketua Umum organisasi Hamba Tuhan Indonesia (Hatindo) ini.
Dan semoga kondisi ini semakin menguatkan sosial, politik, ekonomi di dalam negeri Indonesia dan membuat kestabilan seluruh dimensi penunjang berputarnya roda Pemerintahan Indonesia kembali ke kejayaan ibu pertiwi