Belajar dari Kaleb : “Teladanilah semangat, keberanian, dan kesetiaan Kaleb”
Bilangan 14:4-10 (TB) Dan mereka berkata seorang kepada yang lain: “Baiklah kita mengangkat seorang pemimpin, lalu pulang ke Mesir. Lalu sujudlah Musa dan Harun di depan mata seluruh jemaah Israel yang berkumpul di situ. Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, dan berkata kepada segenap umat Israel: “Negri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikan kepada kita, suatu negeri yang berlimpah0limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang Tuhan menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.” Lalu segenap umat itu mengancam hendak melontari kedua orang itu dengan batu. Tetapi tampaklah kemuliaan TUHAN di Kemah Pertemuan kepada semua orang Israel.
Perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir untuk masuk ke tanah Perjanjian bukanlah perjalanan yang mudah. Selama perjalanan di padang gurun, Tuhan setia menjagai dan mengiringi bangsa Israel dengan tiang awan dan tiang api-Nya. Ketika bangsa Israel sudah dekat dengan negri yang dijanjikan, diutuslah keduabelas pemimpin dari keduabelas suku untuk mengintai keadaan negri itu. Sepuluh dari dua belas pengintai menjadi lemah hatinya dan menyampaikan kabar yang turut melemahkan hati bangsa Israel sehingga mereka memberontak dan hendak kembali ke Mesir. Hanya dua, dari dua belas pengintai, yang tetap kuat dan teguh hatinya sehingga tetap percaya akan penyertaan Tuhan yang akan memampukan bangsa Israel merebut negri itu.
Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune merupakan dua pengintai yang tetap memegang teguh janji Tuhan dan percaya akan penggenapan janji-Nya. Bagi telinga kita, nama Yosua lebih familiar di dari pada Kaleb karena nama Yosua lebih sering digunakan untuk menamai bayi yang lahir dalam keluarga Kristen dibandingkan nama Kaleb. Dalam bahasa Ibrani Kaleb artinya anjing, sehingga nama Kaleb jarang digunakan untuk nama bayi dan tokoh bernama Kaleb pun menjadi terasa kurang familiar bagi kebanyakan kita. Padahal, ada begitu banyak teladan yang bisa kita pelajari dari karakter Kaleb. Berikut ini karakter Kaleb yang baik untuk kita teladani sebagai anak-anak muda dalam Tuhan:
1. Semangat
Yosua 14:10-11 (TB) Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.
Ayat di atas menjelaskan situasi yang dihadapi oleh bangsa Israel saat itu. Sudah empat puluh lima tahun sejak Tuhan Allah menyatakan firman-Nya kepada Musa dan sudah selama itu pula bangsa Israel mengembara di padang gurun. Dalam kondisi yang demikian sulit dan tidak nyaman, Kaleb menyatakan bahwa kekuatannya masih sama seperti masa mudanya. Dapat terlihat semangat Kaleb untuk terus menantikan Tuhan dan penggenapan janji-Nya, sebab ada tertulis:
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.(Yesaya 40:31)
2. Keberanian
Bilangan 13:30 (TB) kemudian Kaleb mencoba menentramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!”
Seperti yang dapat dibaca pada bagian awal (Bil 14:4-10) Kaleb dan Yosua mengatakan hal yang sesuai kehendak Allah dan tidak menjadi lemah hatinya. Sebelum Kaleb dan Yosua membela kehendak Tuhan bagi Israel untuk merebut tanah perjanjian, Kaleb seorang diri sudah terlebih dahulu dengan tegas dan berani menyatakan kehendak Tuhan (Bil 13:30). Kaleb memiliki keberanian di tengah kondisi yang sangat menekan dan hanya seorang diri berusaha menentramkan hati bangsa Israel. Kita perlu belajar dari Kaleb untuk berani bertindak seturut kehendak Tuhan,. Di tengah kondisi dan situasi akan menekan, Tuhan sendiri yang akan turun tangan membela.
3. Kesetiaan
Bilangan 14:24 (TB) Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.
Dikatakan bahwa Kaleb memiliki jiwa yang berbeda, artinya Kaleb punya keteguhan hati untuk tidak memberontak melawan Tuhan. Inilah yang berkenan di mata Tuhan sehingga Tuhan mengizinkan Kaleb untuk memasuki tanah Perjanjian dan memberikan bagian dari negeri tersebut bagi keturunan Kaleb. Tuhan berkenan ketika kita mau hidup mengikut Tuhan dengan sepenuh-Nya.
Atas kesetiaan Kaleb, Tuhan memberikan bagian yang terbaik dari tanah pernjanjian kepada keturunannya yakni tanah Hebron (Kiryat-Arba) yang merupakan tanah bangsa raksasa (orang Enak).
Tiga karakter yang ada pada Kaleb seperti penjelasan di atas, adalah karakter-karakter yang Tuhan nanti-nantikan ada pada setiap anak-anaknya. Marilah kita belajar dari Kaleb, untuk terus semangat melangkah dalam rencana Tuhan, terus berani menyatakan kebenaran di tengah-tengah lingkungan kita, dan terus setia sampai akhir mengikut dan memegang janji Bapa. Tuhan Yesus memberkati.
“Teladanilah semangat, keberanian, dan kesetiaan Kaleb” sumber : gbitanjungduren.com